Thursday, April 24, 2014

Taman Mini Indonesia Indah, Taman Bermain dan Belajar

sumber foto: wikipedia
Sejak lahir hingga sekarang saya kerja, saya masih tinggal di Kota Bandung. Main, jalan-jalan, refreshing, liburan tak jauh di sekitaran Bandung, Jawa Barat, atau Jakarta. Ya, beberapa kali pernah lah saya pergi ke Yogyakarta, itu pun bareng rombongan sekolah waktu zaman SMP dan dua tahun lalu dengan rombongan guru-guru di sekolah Ibu saya.
Tak bisa dipungkiri, kadang pengen banget keliling Indonesia, melihat aneka ragam budaya setiap daerah yang ada di Indonesia. Rasa ingin keliling Indonesia itu semakin kuat ketika saya masuk kuliah. Berbeda dengan zaman SD, SMP, atau SMA yang temannya enggak jauh dari Bandung juga, kalau di kuliah kan orang-orangnya beragam dari penjuru Indonesia. Ada yang dari Padang, Jambi, Lampung, Bangka, Nusa Tenggara Barat, dan masih banyak lagi.
Mendengar semua cerita mereka tentang daerahnya masing-masing membuat saya ingin sekali berkunjung ke tempatnya. Tapi apa daya tangan tak sampai, hingga saat ini ya saya hanya bisa mendengar ceritanya atau melihat aneka ragam budayanya dari tayangan televisi. Maklum lah, untuk pergi ke tempat mereka kan enggak segampang ceritanya, semuanya butuh biaya buat transportasi, makan, dan lain-lain. Katro, ndeso, wes biarin yang penting enggak kuper dan enggak ketinggalan informasi penting tentang Indonesia.
Nah, orang-orang yang pengen keliling Indonesia tapi terhambat biaya semacam saya ini enggak usah berkecil hati. Sepertinya almarhumah Ibu Negara, Siti Hartinah, atau lebih dikenal dengan sebutan Ibu Tien Soeharto, sudah memikirkan tempat yang pas buat orang-orang semacam saya ini jauh-jauh hari sebelum saya lahir.
Pada 13 Maret 1970, di Jalan Cendana No. 8 Jakarta, alm. Ibu Tien mencetuskan gagasannya dalam sebuah pertemuan, gagasan tersebut berupa pembangunan suatu miniatur yang memuat kelengkapan Indonesia dengan segala isinya. Melalui gagasannya itulah maka dibuatlah suatu proyek yang disebut Proyek Miniatur Indonesia “Indonesia Indah” yang kini dikenal dengan Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
TMII mulai dibangun tahun 1972 dan diresmikan pada 20 April 1975. Kawasan taman wisata bertema budaya Indonesia ini berlokasi di Jakarta Timur. Di areal seluas kurang lebih 150 hektare ini kita bisa melihat anjungan berarsitektur tradisional dari 33 provinsi Indonesia. Anjungan provinisi ini dibangun di sekitar danau dengan miniatur Kepulauan Indonesia, secara tematik dibagi atas enam zona, yaitu Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.
Sebelum Indonesia menjadi 33 provinsi, pada 1975 hingga 2000 rancangan asli TMII terdiri atas anjungan dari 27 provinsi Indonesia.  Akan tetapi, berhubung ada pulau yang memisahkan diri dari Indonesia dan adanya beberapa provinsi baru maka sekarang jadilah 33 provinisi.
sumber foto: wikipedia
Provinsi yang merdeka dan memisahkan diri dari Indonesia pada 2002 adalah provinsi Timor Timur. Kendati demikian, status anjungan Timor Timur tidak dihilangkan namun berubah menjadi Museum Timor Timur. Sedangkan anjungan-anjungan baru yang melengkapi provinsi di Indonesia menjadi 33 provinsi adalah anjungan Bangka Belitung, Banten, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Gorontalo, Kepulauan Riau, dan Papua Barat.
Di anjungan ini pula kita bisa melihat baju dan pakaian adat, busana pernikahan, baju tari, serta artefak etnografi seperti senjata khas, perabot sehari-hari, model bangunan, dan kerajinan tangan dari berbagai provinsi di Indonesia. Selain itu, di anjungan setiap provinsi, pengunjung bisa menikmati berbagai tarian tradisional, pertunjukan musik daerah, dan berbagai upacara adat yang biasanya digelar pada hari Minggu oleh para talen-talennya.
Tidak hanya itu, di taman wisata yang telah ditetapkan sebagai Objek Vital Nasional oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata pada tahun 2008 ini terdapat 7 rumah ibadat, 18 museum, sarana rekreasi, taman flora dan fauna, serta teater atau bioskop, dan bangunan komersil lainnya.
Lalu, ada juga miniatur Arsipel Indonesia yang merupakan bangunan pokok TMII. Miniatur Arsipel Indonesia ini berupa danau buatan dengan miniatur kepulauan Indonesia dengan skala 1:10.000 dan berada di atas kawasan seluas 8,4 hektar. Kedalamannya mencapai 0,6 meter di pinggir sampai dengan 1,5 meter di tengah-tengah.

sumber foto:
http://dewantorobimo.files.wordpress.com/2011/05/indonesia-tmii.jpg
Jadi inget dulu pertama kali ke TMII pada  1996, selain takjub sama semua bangunan yang ada di TMII, miniatur arsipel Indonesianya, Keong Emas-lah yang paling melekat dalam ingatan saya. Namanya unik, apalagi bentuk bangunannya yang berbeda dari bangunan lainnya. Bangunan berbentuk keong emas ini merupakan teater dengan layar berukuran raksasa, jauh lebih besar daripada layar bioskop ukuran normal.
Kalau dulu sih kita nontonnya pakai kaca mata dari bahan kertas dengan lensa berwarna dan filmnya mash berupa 3 Dimensi. Saat ini, film-film di Keong Emas sudah lebih canggih lagi teknologinya, yakni sudah berteknologi 4 Dimensi. Dulu sih 3 Dimensi saja sudah wow banget, apalagi sekarang 4 Dimensi ya lebih berasa nontonnya.

sumber foto: http://static.panoramio.com/photos/large/65402522.jpg

Oh ya, yang kerennya lagi, di TMII kita bisa menikmati kepulauan Indonesia berikut dengan fasilitas yang ada di TMII melalui udara, yaitu dengan cara menaiki Skylift atau kereta gantung. Dengan lintasan kawat baja setinggi 15-20 meter dari permukaan tanah, pengunjung dapat menikmati pemandangan yang menakjubkan dari TMII. Bagi yang agak-agak serem naek Skylift, bisa juga menaiki Aeromovel Indonesia (monorail) yang ada di TMII.
Kayaknya kalau cuman sehari ke TMII masih kurang ya, karena banyak banget tempat menarik lainnya yang bisa kita telaah lagi satu per satu. Kalau kata iklan di televisi sih, “Enggak cukup sekali”. Ya gimana mau cukup sekali, toh taman wisata satu ini bikin kita pengen lagi dan lagi kesana, selalu bikin kangen dan bikin takjub.
Pantas saja, TMII ditetapkan sebagai Aset Negara berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 51 Tahun 1977, lalu sebagai Taman Satwa Konservasi oleh Menteri Kehutanan RI pada 2010, Lembaga Pelestarian Budaya Indonesia oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata RI pada 2011, Wahana Toleransi dan Kerukunan Umat oleh Menteri Agama RI pada 2012, dan Wahana Keberagaman Museum, Sumber Inspirasi Peradaban Bangsa oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI pada 2013.
Dan di usia TMII yang ke-39 ini, TMII juga tengah dalam pengajuan sebagai Wahana Perekat Persatuan dan Kesatuan Bangsa oleh Kementrian Dalam Negeri RI. Selain itu, TMII diajukan sebagai nominasi Warisan Budaya Tak Benda katergori Best Practices UNECO oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Menilik kehadirannya TMII yang sudah berdiri selama 39 tahun, sarana wisata budaya dengan berbagai fasilitasnya yang semakin lengkap menjadikannya sebuah tempat rekreasi yang sehat dan bermanfaat. Karena di sini selain pengunjung dapat menikmati keindahan TMII, melepaskan penat dari aktivitas sehari-harinya, TMII juga merupakan sarana pendiidkan kebudayaan bagi putra putri Indonesia.
Kalau kata Presiden pertama kita, Bapak Soekarno, JAS MERAH (Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah!). Nah, dengan adanya TMII, kalian bisa belajar banyak sejarah di sana dan pastinya kita tidak lupa kalau sebenarnya Indonesia itu adalah negara yang kaya. Kaya akan sejarah, budaya, sumber daya alam, manusia, dan semuanya. Tinggal bagaimana kita menjaga dan melestarikan kekayaan tersebut.
Semoga di usia TMII yang ke-39, semangat TMII dalam mencerdaskan anak bangsa dengan fasilitas yang disediakannya terus bergejolak, tak pernah padam. Selamat Ulang Tahun TMII J


sumber foto: http://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Mini_Indonesia_Indah#cite_note-1