Thursday, August 3, 2017

Liputan dan Proyekan Saat Hamil, Enggak Masalah (1)

tulisan hasil wawancara dengan Pak Yamin
Setiap ibu hamil pasti mempunyai cerita serunya masing-masing pada saat mereka hamil, termasuk saya. Selama saya hamil Ziran dua tahun lalu, banyak banget cerita tak terlupakan dari mulai yang bahagia, lucu, hingga sedih. Seperti halnya pada saat saya sedang mewawancara salah satu narasumber untuk data tulisan saya.

Kala itu, saya sedang hamil tiga bulan, badan saya yang kurus dan usia kehamilan yang masih muda membuat saya tidak terlihat seperti orang yang sedang hamil. Meski saat itu saya sedang hamil muda dan lagi parah-parahnya morning sickness, hal tersebut tak menghalangi saya untuk terjuan ke lapangan (mengambil data di luar kantor). Saya masih tetap semangat mencari data kesana kemari dan mewawancara narasumber-narasumber untuk data tulisan saya. Bagi saya selama saya masih mampu dan mengatasi morning sickness, tak masalah pergi kesana kemari selama itu bisa melengkapi tulisan-tulisan saya, toh diam aja di rumah atau istirahat di kantor bikin jenuh.

Pada Selasa, 20 Januari 2015, saya mendapat tugas untuk menuliskan tentang toko Kelom Geulis yang ada di Jalan Cihampelas, Kota Bandung. Alasan saya mengambil tugas tersebut karena lokasinya yang dekat sekali dengan rumah saya. Untuk pergi ke sana saya hanya perlu berjalan kaki sebab kompleks rumah saya tepat berada di belakang toko tersebut. Saya pikir saya bisa ambil data sekaligus olahraga kalau ambil tema tentang Kelom Geulis, hehe.

Pagi-pagi, jalanlah saya ke toko Kelom Geulis untuk bertemu dengan pemiliknya. Sesampainya di sana saya bertemu dengan pemiliknya yang ramah, Pak Yamin Teramurni. Pak Yamin ini baik sekali dan dia senang bercerita. Saat itu, kami mengobrol banyak mengenai sejarah toko Kelom Geulis Keng yang sudah dirintis kakeknya sejak tahun 1942 sambil berdiri dan melihat-lihat kelom-kelom buatannya. Saking asyiknya mengobrol dan saya lupa memberitahu Pak Yamin kalau saya sedang hamil muda, tiba-tiba saja pendengaran saya perlahan menghilang dan mata saya perlahan kabur. Sesaat itu pula saya yang sedang mengobrol dengan Pak Yamin pingsan.

Pas sadarkan diri, yang pertama terpikirkan dalam benak saya bukan "si utun enggak kenapa-kenapa gitu ya?", tapi malah "duh malu euy sama Pak Yamin dan istrinya, lagi wawancara malah pingsan". Saya enggak tahu berapa lama saya pingsan dan enggak pengan nanya juga karena keburu malu duluan hahaha. Yang saya ingat saat itu pas lagi wawancara tiba-tiba suara Pak Yamin mendadak jadi kecil, ruangan jadi gelap, dan kebangun setelah nyium bau minyak kayu putih yang ditempelin ke hidung sama istrinya Pak Yamin.

Bangun-bangun langsung ditanya istrinya Pak Yamin, "Teh enggak kenapa-kenapa? Tadi pagi sarapan dulu enggak?"
"Sarapan kok, bu. Cuman saya lagi hamil tiga bulan kayaknya tadi kelamaan berdiri," jawab saya polos.
Pak Yamin yang mendengar jawaban saya langsung menimpali, "Aduh ai si teteh atuh bukannya bilang lagi hamil. Tak kirain lagi enggak hamil, saya kan jadi enggak enak ngobrolnya tadi sambil berdiri. Kalau tahu gitu kan kita ngobrolnya bisa sambil duduk aja."

Saya pun jadi ngerasa enggak enak sama Pak Yamin serta istrinya udah bikin khawatir dan ngerepotin. Alhamdulillah mereka semua baik dan langsung memberikan saya segelas teh manis, juga menawarkan saya makan. Namun, bukan tidak sopan saya menolak tawaran makannya karena saya takut malah muntah lagi di sana nanti jadi double deh malunya hehe. Alhasil, saya langsung nelepon papah buat menjemput ke toko Kelom Geulis Keng.

Sorenya, karena khawatir, pak suami ngajak saya periksa ke rumah sakit buat cek si baby utun apakah baik-baik saja? Walaupun berdasarkan cerita Pak Yamin saya jatuh pingsannya posisi terlentang bukan tengkurap, tapi untuk memastikan saja kalau saya dan si baby utun baik-baik saja dan alhamdulillah memang baik-baik saja. Hanya, saya memang perlu istirahat yang cukup dan tidak boleh berdiri dalam waktu yang lama karena saya tidak seperti ibu hamil pada umumnya yang terkena morning sickness biasa, saya terkena hyperemesis gravidarum.

Setelah kejadian ini apakah saya kapok buat terjun ke lapangan? Oh tentu saja tidak hahaha. Emang dasarnya bandel dan enggak ada kapok-kapoknya, meski saya terkena hyperemesis gravidarum, saya enggak berhenti buat melakukan banyak kegiatan. Kerjaan kantor tetap saya kerjakan (meskipun kadang-kadang di tengah-tengah jam kerja mabok parah dan harus pulang), bahkan pada saat hamil saya pun mengambil proyekan menulis yang cukup besar dari adiknya mantan Presiden RI, alm. Soeharto untuk museum Soeharto di Yogyakarta.

Proyekan menulis dari Pak Probo ini juga lumayan menguras otak dan tenaga saya (ceritanya nanti akan saya posting di postingan berikutnya, in shaa Allah). Meskipun begitu saya tetap senang mengerjakannya, entah kenapa saat hamil Ziran saya lagi semangat-semangatnya menulis, padahal kondisi badan sangat tidak memungkinkan. Semua itu berkat izin Allah dan tentu saja dukungan dari suami. Jadi, liputan dan proyekan saat hamil? Ya, enggak masalah ;)