Wednesday, April 12, 2017

Tempat Makan Halal dan Wisata Halal di Bali? Cekidot!

Satu bulan sebelum menikah, di sela-sela waktu sibuk kami dalam mempersiapkan acara pernikahan, tak lupa kami juga mempersiapkan acara untuk honeymoon. Ahay! Dari mulai tanggal cuti yang sudah direncanakan hingga mencari tiket pesawat serta travel yang murah meriah untuk acara honeymoon kami nanti. Destinasi pilihan kami saat itu adalah Bali. Nampaknya pulau Dewata kerap menjadi pilihan pasangan baru untuk honeymoon ya, hehe.

Karena ini adalah liburan perdana kami ke luar pulau menaiki pesawat dan hanya berdua, jadi kami memilih untuk menggunakan travel dan tour guide selama di sana. Alasannya, pertama, kami sama sekali belum pernah ke Bali dan kami takut nyasar *alasannya bocah banget ya :p*. Kedua, menghemat waktu, biar selama di sana langsung diantar sama driver-nya ke tempat-tempat wisata yang ada di Bali, jadi kami tak perlu repot-repot dan buang-buang waktu untuk nyari alamat.

Namun, dari pengalaman pertama kami pergi ke Bali ini ada satu persiapan yang sempat luput dari perencanaan kami, yaitu mendata tempat makan halal yang ada di Bali. Pasalnya, kami berdua muslim, dan saat kami ke Bali pertama kali itu, kami agak sedikit kesulitan menemukan tempat makan yang halal. Alhasil, kami berdua lebih banyak memilih makanan cepat saji yang sudah terkenal, seperti Mc Donalds, KFC, Black Canyon Coffee, dan lain-lain. Dan selama tiga hari kami disana makan makanan cepat saji terus, rasanya bosan dan lumayan mengocek isi dompet juga, hafiuh. *Niatnya mau ngirit, eh malah jadi diluar anggaran gara-gara makan di tempat makan makanan cepat saji terus #gagalhemat*

Maklum lah, karena ini liburan perdana kami ke daerah orang lain yang masyarakatnya mayoritas non muslim, kami sampai lupa mencari data di internet atau bertanya pada teman kami yang pernah/tinggal di Bali mengenai tempat makan halal di sana. Saat itu, yang ada dalam pikiran kami malah tempat wisata apa saja yang asyik buat dikunjungi, haha.

Oleh sebab itu, saat liburan akhir tahun 2016, saya dan suami yang punya rencana untuk liburan lagi ke Bali bersama keluarga (anak, orangtua, dan kakak), lebih mematangkan lagi persiapan kami untuk liburan kedua kami ini. Salah satunya, mencari travel yang men-support wisata halal. Alasan kami mencari travel yang men-support wisata halal, di antaranya adalah agar mendapatkan supir/tour guide yang beragama Islam sehingga dia tahu tempat makan mana saja yang halal serta tempat untuk kami solat.

Penting banget ya harus punya daftar atau tahu tempat makan dan menu halal di Bali? Buat saya dan keluarga sebagai umat beragama Islam sih so pasti, itu hal yang harus diutamakan. Kenapa? Karena sudah jelas di beberapa ayat dalam Al Quran dan juga hadis dibahas soal makanan yang baik, halal dan haram bagi umat muslim. Makanan yang baik dan halal akan mengarahkan kita menuju pada gaya hidup yang lebih sehat. Jika kita sehat, maka ibadah kepada Allah juga akan lebih optimal, maka dari itu bagi umat muslim makanan halal itu wajib. 

Berikut adalah beberapa ayat Al Quran terkait dengan makanan yang baik, halal dan haram:
1. QS. Al Baqarah: 168, “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan, karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu”

2. QS. Al Baqarah: 173, “Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”

Nah, dari pengalaman pertama saya dan suami saat honeymoon, akhirnya untuk liburan kedua bersama keluarga, kami searching sana sini dulu untuk mendapatkan travel yang men-support wisata halal. Akhirnya kami mendapatkan travel sesuai yang diinginkan.

Dari pengalaman liburan kedua bersama keluarga dengan travel yang men-support  wisata halal, saya punya tips buat kalian yang ingin mencari tempat makan halal di Bali, yaitu:

1. Tanya sama teman kamu yang pernah/tinggal di Bali soal tempat makan halal di Bali.

2. Kalau enggak punya kenalan di Bali, kamu kan bisa searching soal tempat makan halal di Bali melalui internet. Zaman sekarang kan sudah canggih, coy! 

3. Saat di lokasi atau tempat makan yang kamu kunjungi, coba lihat dulu deh menunya, tempat tersebut menyediakan menu berbahan babi atau enggak. Karena dari pengalaman saya dan suami, kita pernah datang ke sebuah tempat makan, dia bilang halal tapi di menunya ada makanan yang berbahan babi. Walah, gimana coba kalau masaknya disatukan di wadah yang sama dengan makanan berbahan babi, sama-sama aja dong enggak halal namanya.

4. Jangan pernah sungkan atau ragu menanyakan kepada si penjual atau pemilik restorannya tentang kehalalan makanannya. Makanan halal bukan hanya makanan yang bukan berbahan babi. Daging ayam, bebek, sapi atau lainnya juga bisa jadi makanan enggak halal kalau hewan-hewan ini ketika disembelih disebut nama selain Allah, seperti yang tercantum dalam QS. Al Baqarah: 173. Jika penjualnya beragama Islam, mereka tidak akan tersinggung kok, justru mereka akan dengan senang hati menjelaskan soal tempat makannya yang halal. 

5. Kalau kamu masih saja ragu dengan kehalalan tempat makan yang ada di Bali, ya sudah berarti carilah tempat makan makanan cepat saji yang sudah bersertifikasi halal dari MUI.

Nah, dari liburan kedua saya tersebut dan setelah mengikuti beberapa tips seperti yang saya tulis, saya mendapatkan beberapa rekomendasi tempat makan yang halal di Bali, di antaranya adalah:

1. Warung Nasi Ayam Bu Oki
Foto diambil dari:
https://www.wadezig.com/wp-content/uploads/2015/12/wdzgxbali-19.jpg
Warung Nasi Ayam Bu Oki berlokasi di Jalan Siligita No. 27 Nusa Dua. Salah satu tempat makan halal di Bali ini menyajikan beragam menu seperti pindang telur, ayam suwir, ati ampela dan lawar. Namun, ada juga menu spesial yang bisa dipilih pengunjung, yaitu Nasi Ayam Campur yang terdiri dari nasi putih, kuah pedas, ayam betutu, kacang, sayur urap, sate lilit dan sambal.


Foto diambil dari: http://foodventurer.me/blogs/wp-content/uploads/2014/10/DSC_0841-e1412692618614.jpg
















2. Warung Nasi Nikmat

Foto diambil dari:
http://www.vkeong.com/eat/warung-nikmat-masakan-khas-jawa-kuta-bali/
Warung Nasi Nikmat terletak di Jalan Bakung Sari Gang Biduri No. 6A Kuta. Warung nasi ini menyuguhkan beragam makanan khas Jawa yang lezat, murah, dan tentunya halal. Tak hanya itu, di sini juga wisatawan yang beragama Islam dapat menemukan sate lilit khas Bali yang halal. Satu hal yang lagi yang mebuat saya dan keluarga cocok makan di sini, bukan hanya makanannya yang halal melainkan di sini juga disediakan fasilitas mushola untuk yang beragama Islam.

3. Nasi Pedas Ibu Andika
Foto diambil dari:
https://media-cdn.tripadvisor.com/media/photo-s/09/bb/5a/7c/nasi-pedas-ibu-andika.jpg

Restoran yang beralamat di Jalan Raya Kuta No. 120C ini sudah beroperasi sejak sekitar tahun 1980-an. Kalau di Pulau Jawa, warung Nasi Pedas Ibu Andika ini mungkin semacam warteg, berbagai macam lauk dan sayuran bisa dipilih. Meskipun namanya Nasi Pedas Ibu Andika, namun sebenarnya nasinya hanya berupa nasi putih biasa, tidak pedas. Justru yang menjadi ciri khas dari warung ini adalah sambalnya yang pedas kebangetan. Makanan yang disajikan tidak semua otentik masakan khas Bali, tapi warung ini sudah menjadi salah satu ikon wisata kuliner halal di Bali. Lokasinya pun mudah ditemui, yaitu tepat di seberang toko souvenir terkenal di bali, yaitu Joger. 

Foto diambil dari: http://www.kabarkuliner.com/wp-content/uploads/2016/08/Nasi-Pedas-Bu-Andika-Bali.jpg

Selain tempat makan juga, enaknya kalau berwisata dengan tour travel yang men-support wisata halal adalah mereka akan menunjukkan mushola atau masjid yang ada di Bali. Misalnya, di daerah Kuta, kita bisa ke Masjid Ar Rahmat di Jalan Raya Kuta, Kabupaten Badung, Bali; Masjid Al Mujahidin di Jalan Raya Kuta, Gg. Rai Yasa, Kuta; dan Masjid Al Amin di Jalan Raya Tuban, Kompi Senapan A Yonif 900 Tuban, Kuta, Kabupaten Badung. Kita juga bisa mengunjungi salah satu masjid tertua di Bali, yakni Masjid Kuno Singaraja yang ada di Jalan Hasanudin, Kelurahan Kampung Kajanan, Singaraja, Bali.

Jadi, dari pengalaman liburan yang kedua ini, bagi yang muslim, saya sarankan kalau mau berlibur ke daerah yang mayoritas non muslim, coba deh cari-cari tahu dulu travel yang men-support wisata halal di Mbah Google. Nih, misalnya ketik kata kunci “paket tour dan travel wisata halal 2017” dan tadaaaaa, kalian akan melihat kalau Cheria Halal Holiday menduduki peringkat teratas dan langsung berada di halaman pertaman Mbah Google. 



Kalau Mbah Google sudah merekomendasikannya di halaman pertama seperti ini, cusss kalian langsung lihat deh profilnya Cheria Halal Holiday di halaman resminya biar meyakinkan hati kamu supaya enggak salah pilih. Kayak kamu mau pilih jodoh aja, enggak mau kan dapat pasangan yang “abal-abal”, penginnya pasti pasangan yang punya testimonial baik, nah, begitu juga dengan memilih agen travel untuk liburan kamu. Kamu harus lihat dengan seksama, apakah travel tersebut memiliki testimonial yang baik apa enggak di mata pelanggan.

Dan setelah baca-baca halaman resminya, ternyata Cheria Halal Holiday ini merupakan travel yang men-support wisata halal. Travel tersebut menyediakan kebutuhan paket tour muslim untuk dalam dan luar negeri. Mereka hadir pada 2012 dalam rangka memenuhi salah satu kebutuhan umat Islam melakukan perjalanan ibadah, yaitu pentingnya menu halal di tempat kunjungan wisata kalau ke negeri non muslim sekalipun. Karena adanya fatwa MUI tentang wisata halal, yuk, yang mau wisata halal mulai lebih teliti lagi nyari tour travel untuk wisata halal!

Duh, kemana aja ya si saya, kok bisa telat tahu soal Cheria Halal Holiday, tahu gitu kan pas honeymoon dan liburan tahun kemarin saya enggak perlu repot cari sana sini buat nyari travel yang halal. Sekarang sih karena sudah tahu ada tour travel halal, jadi kalau nanti mau liburan lebaran, liburan akhir tahun/tahun baru, atau wisata halal, bakal langsung pilih Cheria Wisata Tour Travel Halal Terlengkap di Indonesia deh biar liburannya makin berkah dan perut juga aman dari makanan yang tidak halal.

Buat yang mau lihat paket tour travel halal di negara lainnya, bisa dibuka link-link alamat di bawah ini:



Lomba Menulis Artikel Cheria Wisata

Thursday, April 6, 2017

Valakor dan Respek


Valakor. Apa itu valakor? Kok rasanya akhir-akhir ini lagi rame banget yang bahas dan sebut-sebut istilah tersebut. Awalnya saya juga enggak tahu apa itu valakor, saya pikir pelesetan dari si hantu Valak yang ada di film The Conjuring 2. Ternyata eh ternyata setelah kepo sana sini, valakor yang lagi booming sekarang tuh pelesetan dari kata pelakor yang merupakan singkatan dari perebut laki orang. Waduh, jauh banget ya sama persepsi awal saya hahaha. Zaman sekarang mah ya selain banyak baca buku, harus juga banyak baca informasi-informasi terhangat yang ada di internet biar enggak kudet alias kurang update ^_^

Ngomong-ngomong soal valakor, di media sosial dan beberapa berita daring lagi heboh tuh soal valakor pasangan dokter. Cung, siapa yang di sini balanemo alias pengikutnya akun gosip yang ngehit sejagat Instagram? hehe. Kalau yang suka kepoin akun gosip itu, pasti udah tahu lah ya soal berita valakor ini. Yang enggak suka kepoin atau bukan pengikut akun gosip tersebut aja, gara-gara berita valakor ini jadi penasaran dan ikut-ikutan kepo nih, termasuk saya, hehe ^^v

Di postingan ini, saya enggak akan bahas ceritanya secara terperinci ya, jadi buat yang penasaran dan belum tahu soal berita tersebut dan pengin tahu secara detil, monggo di-search aja di mbah Google. Intinya secara garis besar, ada seorang istri yang sedang hamil dan umur pernikahannya masih seumur jagung diselingkuhi sama suaminya dan si suaminya konon lebih memilih selingkuhannya, bahkan katanya udah berencana untuk menikah. Coba bayangkan, nikah baru beberapa bulan, lagi hamil, terus diselingkuhin! Hayati sakit hati, bang.

Hampir sebagian besar respon soal berita ini memihak si istri yang sedang hamil tersebut dan menghujat si suami serta selingkuhannya alias si valakor itu. Terutama para kaum hawa, unch pada emosi jiwa komen-komennya juga. Kalau kata akun gosip yang ngehit sejagat Instagram itu mah, liat cerita mba dokter dan suami serta valakor ini, "mari kita gelar tiker sambil nyemil batako" alias bakalan panjang ceritanya (gosipnya).

Saya sebagai perempuan dan seorang istri serta seorang ibu satu anak, ikutan kesel dan emosi juga pas baca berita tersebut. Namun, apalah saya ini yang enggak kenal sama si mba dokter tersebut dan enggak tahu kehidupan serta cerita aslinya bagaimana. Bukan hak saya juga untuk mencampuri urusan mereka ataupun memihak salah satu di antara ketiganya. Saya sebagai pembaca informasi yang disebarkan di dunia maya ini hanya bisa mengambil pesan dari informasi tersebut. Yang positifnya saya ambil, yang negatifnya saya buang. 

Sebenarnya kasus dan fenomena seperti mba dokter itu bukanlah hal yang aneh. Cuman mungkin kasus mba dokter ini begitu viral karena diekspos di media sosial yang di-share juga sama akun gosip tersebut. Saya juga punya loh teman yang mengalami kejadian seperti si mba dokter yang diselingkuhi itu, kondisinya pun sama ditinggalkan saat ia sedang hamil. Enggak hanya itu, saya juga punya teman yang menjadi valakor seperti selingkuhan suaminya mba dokter itu. 

Kalau dari sisi yang diselingkuhi, jelas ia merasa marah dan kesal pada pasangannya serta selingkuhan si pasangannya. Sementara dari sisi si valakor, yang pernah saya dengar dari curhatan teman saya itu (sebut saja namanya Anggun), dalam hati kecilnya sebenarnya dia merasa bersalah tapi karena dibutakan oleh cinta dan janji-janji manis dari si cowoknya, dia merasa enggak rela kalau harus kehilangannya. 

Satu hal yang saya ingat dari curhatan Anggun, katanya awalnya dia enggak ada niatan untuk merebut suami orang. Dia enggak akan mulai jatuh hati kalau si cowoknya tidak memberi perhatian lebih atau curhat soal rumah tangganya. Dan biasanya yang dikeluhkan atau dicurhatkan si cowok soal rumah tangganya bermula karena hilangnya atau menurunya respek di antara pasangan suami istri.

Hal ini nih yang saya garis bawahi, RESPEK. Pernikahan saya dengan suami memang baru 2 tahun 6 bulan, ah masih cupu lah, pengalamannya juga masih cetek, tapi saya harus terus belajar soal rumah tangga untuk kebaikan rumah tangga saya. Bukan hanya melalui buku-buku soal rumah tangga, melainkan dari kehidupan langsung pasangan suami istri yang ada di sekitar saya, termasuk kedua orang tua saya. Siapa sih yang mau rumah tangganya hancur? Enggak ada! Semua pasangan, menginginkan bisa menjalankan rumah tangga yang harmonis, sakinah mawaddah wa rahmah.

Ketika saya mendengar curhatan dari Anggun soal dia merebut suami orang lain, tentu saja saya marah. Mungkin dia juga bosan mendengar saya menasehatinya berkali-kali bahkan berpuluh-puluh kali. Namun, mau bagaimana lagi, yang menjalankan hidupnya kan dia bukan saya, mau saya berkoar-koar sampai mulut saya berbusa juga kalau dalam hatinya merasa perbuatannya itu benar dan tidak melukai siapapun, saya bisa apa?

Cuman satu hal yang saya ambil dari curhatannya, jika tidak ingin rumah tangga saya diganggu valakor, saya dan pasangan memang harus bisa menjaga respek kami agar tidak hilang atau menurun. Karena tanpa disadari, respek terhadap pasangan kerap dikesampingkan. Yang selalu diingat agar rumah tangga harmonis hanyalah kepercayaan, kesetiaan dan kejujuran, padahal respek juga diperlukan (itu saya ya sebagai pasangan baru, mungkin yang sudah berpenglaman mah sudah menerapkan semuanya hehe).

Kalau berdasarkan salah satu artikel di laman Vemale.com  dituliskan, Henry Manampiring dalam bukunya The Alpha Girl’s Guide menuliskan bahwa rahasia suami istri yang harmonis itu sebenarnya bisa disederhanakan menjadi dua kata: love dan respect. “Istri harus mendapatkan dan merasakan ‘love’, sementara suami mendapatkan dan merasakan ‘respect’. Hal ini tidak berarti seolah-olah istri tidak perlu mendapatkan respek dan suami tidak perlu mendapatkan cinta, tetapi bahwa kedua gender memiliki prioritas yang berbeda,” tulisnya.

Seperti yang pernah saya bahas juga dengan suami saya, menurutnya buat seorang suami mah simple, dia hanya ingin dihargai, misalnya dengan secangkir kopi atau teh hangat sepulang kerja yang disiapkan oleh sang istri sepulang kerja, bukannya disambut oleh muka murung atau omelan yang tak henti-hentinya diucapkan. Kata pak suami, laki-laki itu kalau abis capek kerja seharian, pas pulang jangan langsung ditanya ini itu atau diomelin, kasih waktu sebentar untuk dia istirahat, menarik napas sejenak, lalu meminum kopi atau teh hangat buatan istrinya. 

Lain halnya dengan perempuan yang perlu mengeluarkan 20.000 kata per harinya. Jika belum menghabiskan jatah kata per harinya tersebut, perempuan akan terus berbicara. Perempuan justru lebih suka langsung ditanya oleh pasangan, misalnya seperti "Kenapa, bu, kok pulang kerja wajahnya murung gitu? Ada apa di kantor?". Kalau laki-laki pulang kerja langsung ditanya seperti itu bukannya mau menjawab, yang ada kesel kalau kata pak suami mah, hehe. Terlihat sepele sih, tapi kalau dibiarkan, lama-lama respek terhadap pasangan bisa menurun dan mengganggu keharmonisan rumah tangga.

Intinya sih, suami dan istri harus saling melengkapi dan menguatkan. Jika salah satu ada yang salah, segeralah berintrospeksi diri, jangan saling menyalahkan. Coba untuk selalu respek pada pasangan.